Temukan Manfaat Olahraga untuk Penyakit Hati Berlemak
24 Januari 2022
Perlemakan hati adalah penyakit yang sangat umum di dunia. Penelitian baru menemukan bahwa olahraga tidak hanya memperkuat otot, tetapi juga membantu melindungi dari masalah kesehatan yang terkait dengan hati berlemak.
Orang dengan diabetes tipe 2 lebih mungkin mengembangkan penyakit hati berlemak non-alkohol (NAFLD). Perlemakan hati non-alkohol akan meningkatkan risiko sirosis dan penyakit kardiovaskular, menurut jurnal ilmiah Scitech Daily (USA).
Salah satu penyebab utama penyakit hati berlemak adalah diet tinggi kalori, yang menyebabkan lemak menumpuk di hati. Seiring waktu, kondisi ini merusak fungsi mitokondria dan meningkatkan risiko hepatitis.
Baca juga : Rasa Sakit yang Tajam di bawah Tulang Rusuk bisa menjadi tanda Penyakit Berbahaya
Sebuah studi baru menemukan bahwa membuat perubahan gaya hidup dengan olahraga teratur dapat membantu mencegah dan mengobati penyakit hati berlemak non-alkohol. Dipimpin oleh para ilmuwan di Pusat Penelitian Diabetes Jerman (DZD) dan Rumah Sakit Universitas Tübingen (Jerman). Hasilnya dipublikasikan dalam jurnal Molecular Metabolism.
Dalam studi tersebut, para ilmuwan memberi makan tikus diet tinggi kalori. Beberapa dari mereka dilatih untuk berlari secara teratur, sementara yang lain tidak.
Baca juga : Apa perbedaan gejala Omicron antara orang yang divaksinasi dan tidak divaksinasi?
Setelah 6 bulan, tim memeriksa hati dan otot tikus untuk menilai perubahan transkripsi protein, komposisi lipid, aktivitas dan fungsi mitokondria. Hasil penelitian menunjukkan bahwa olahraga membantu mengatur enzim yang mengurangi kadar glukosa dan fruktosa di hati. Terakhir, kurangi jumlah lemak yang tersimpan di hati, menurut Scitech Daily.
Baca juga : Cara Terbaik untuk Duduk di Toilet
Selain itu, berkat olahraga, kapasitas pernapasan dan aktivitas otot rangka meningkat, membantu mengurangi tekanan metabolik pada fungsi hati. Untuk hati, olahraga menawarkan manfaat yang tidak dapat diberikan oleh terapi, sehingga mencegah masalah kesehatan yang terkait dengan perlemakan hati, kata Profesor Cora Weigert, yang memimpin penelitian di Pusat Penelitian Diabetes Jerman.