-->

Bagian dan Fungsi Propeller Shaft pada Sistem Transmisi Mobil

Propeller Shaft merupakan salah satu komponen yang termasuk dalam sistem drive train / sistem penggerak roda. Poros baling-baling biasa terjadi pada mobil penggerak belakang dan mobil 4WD.

Secara umum Propeller Shaft memiliki fungsi untuk meneruskan putaran yang dihasilkan oleh transmisi ke poros poros. Namun untuk melanjutkan putaran dari transmisi ke gardan pada kendaraan ini terbilang cukup rumit. Ada syarat khusus yang harus dipenuhi oleh poros baling-baling, misalnya:
  • Mampu mentransmisikan gaya putar dari transmisi ke poros dengan lembut.
  • Mampu bergerak bebas ke atas, bawah, ke samping sambil melanjutkan putaran dari transmisi ke gardan.
  • Mampu bergerak maju mundur (sliding) saat terjadi perubahan sudut antara transmisi dan poros roda pada jalan yang tidak rata dan bergelombang.

Oleh karena itu Propeller Shaft ini dibentuk dari beberapa komponen lagi untuk memenuhi kebutuhan yang dibutuhkan oleh poros baling-baling. Lalu apa sajakah bagian dari poros baling-baling ini, dan apa fungsinya? Berikut ini adalah bagian-bagian poros baling-baling beserta fungsinya pada sebuah kendaraan.



1. Sleeve yoke

Sleeve yoke, yang memiliki nama lain sebagai sliding joint atau slip joint, merupakan bagian poros baling-baling yang pertama. Ini berfungsi sebagai penghubung antara poros transmisi dan batang baling-baling melalui sambungan universal depan.

Kuk selongsong dihubungkan ke poros keluaran transmisi. Ada spline bergerigi di bagian depan lengan yoke yang akan mengencangkan poros keluaran transmisi. Kuk selongsong berbentuk U di ujung belakang terhubung ke sambungan universal depan.

Secara fungsional, sleeve yoke memiliki dua fungsi utama untuk poros baling-baling:
  • Ini menghubungkan antara poros keluaran transmisi dan batang baling-baling melalui sambungan universal depan.
  • Digunakan sebagai tempat untuk menggeser poros baling-baling agar memanjang atau memendek saat terjadi perubahan jarak akibat perubahan sudut roda dan as roda.


2. Universal joint

Universal joint pada poros baling-baling sering disebut sebagai sambungan silang, sambungan laba-laba, atau sambungan kait. Sambungan universal ini berbentuk seperti tanda plus (+), dimana bantalan rol dipasang di setiap ujungnya.

Secara fungsional, sambungan universal memiliki dua fungsi utama untuk poros baling-baling:
  • Sebagai penghubung antara sleeve yoke dan propeller rod.
  • Memungkinkan poros baling-baling berputar meskipun ada perubahan sudut antara poros dan transmisi.

Ya, dengan sambungan universal, poros baling-baling dapat bergerak dalam beberapa sudut sambil berputar untuk mengimbangi perubahan ketinggian saat melewati jalan yang tidak rata.

Jumlah sambungan universal pada poros baling-baling umumnya dua, di ujung depan, terhubung ke poros keluaran transmisi, dan ujung belakang, yang terhubung ke poros poros.

Namun, poros baling-baling memiliki lebih dari dua sambungan universal, yang dikenal sebagai poros baling-baling tiga sambungan atau lebih (tergantung pada jumlah sambungan yang digunakan)

Jumlah sambungan universal pada poros baling-baling tergantung pada model dan jenis kendaraan. Semakin panjang jarak sumbu roda mobil dan semakin berat bobot kendaraan yang digunakan, jumlah sambungan universal juga akan bertambah.

3. Propeller rod

Propeller rod merupakan komponen utama dari poros baling-baling. Secara umum fungsi batang baling-baling adalah bagian yang akan meneruskan gaya puntir dan putaran dari transmisi ke poros poros.

Batang baling-balingnya berbentuk seperti tabung memanjang, terbuat dari baja campuran, yang bagian tengahnya dibuat kosong. Di kedua ujung batang baling-baling, besi berbentuk U dipasang untuk menyambung ke sambungan universal baik untuk sambungan universal depan atau sambungan universal belakang.

Pada titik-titik tertentu pada batang baling-baling ini, kita akan menemukan komponen baja tambahan yang dipasang pada badan batang baling-baling. Komponen ini dikenal sebagai timbangan, yang menyeimbangkan poros baling-baling saat berputar.

4. Flange yoke

Komponen berikutnya dari poros baling-baling adalah Flange yoke. Flange yoke ini terbuat dari baja campuran berbentuk huruf U dimana alas yang dihubungkan dengan poros poros (differential) dibuat rata.

Yoke flensa berfungsi sebagai penghubung antara batang baling-baling dan poros poros melalui sambungan universal belakang. Yoke flensa ini memberikan kebebasan bagi sambungan universal untuk bergerak bebas saat ada perubahan sudut antara transmisi dan poros.

5. Center bearing

Center Bearing pada poros baling-baling umumnya hanya ada pada poros baling-baling tipe 3 joint atau lebih. Bantalan tengah adalah bantalan yang dipasang tepat di tengah-tengah antara dua poros baling-baling.

Dari segi fungsi, setidaknya ada empat fungsi yang dilakukan center bearing pada poros propeller, yaitu:
  • Sebagai penghubung antara dua poros baling-baling
  • Jaga agar putaran poros baling-baling stabil dan lurus
  • Mengurangi beban torsi pada poros baling-baling
  • Mengurangi getaran yang terjadi saat poros baling-baling berputar.

Bantalan tengah memiliki braket yang dipasang langsung ke bodi / rangka kendaraan. Dengan begitu, poros baling-baling dapat berputar dan bekerja dengan baik.

Atas

Tengah 1

Tengah 2

Bawah